Berawal dari eksperimen Linus Trovalds dengan Komputer Minix miliknya, terciptalah Sistem Operasi Linux.
Sejak saat itu, Dia terus mengembangkan dan memperbaiki Sistem Operasi temuanya tersebut. Berkat kerja
kerasnya, terciptalah Linux 1.0 yang keseluruhanya berbasis TEKS. Karena Linux bersifat Open Source, dan
dengan cepatnya Sistem Informasi & Komunikasi saat ini, Linux telah berkembang begitu pesat.
Sampai saat ini, sudah tak terhitung lagi, berapa banyak distro-distro yang sudah dikembangkan. Dari Linux yang
berbasis TEKS, berkembang menjadi Linux yang berbasis GRAFIK. Bahkan tampilanya pun telah dapat menyaingi
Sistem Operasi berbayar sekali pun.
Buku ini dikhususkan untuk Distro Linux Debian Lenny (5.0). Namun tidak jauh berbeda, jika Anda menggunakan
distro linux turunan lainya, semisal Ubuntu, Debuntu, Kanotix, Knoppix, BackTrack, dll. Dan kebanyakan
konfigurasinya akan menggunakan mode TEKS. Karena dianggap lebih cepat dan efisien. Bagaimanapun juga, walau
menggunakan GUI, ujung-ujungnya Anda juga harus mengetahui perintah SHELL.
Dalam Linux, pembagian hak akses pemakai atau user dibedakan menjadi dua. Yaitu user biasa dan super user (root).
Dengan hak akses super user, kita diperbolehkan merubah, menambah, dan menghapus file konfigurasi system yang
ada. Berbeda dengan user biasa, yang memiliki hak akses terbatas.
Perbedaan antara user biasa dan super user, ditandai dengan symbol “$” dan “#” pada terminal. Untuk login ke
super user, gunakan perintah su.
pudja@debian-server:~$ whoami
pudja
pudja@debian-server:~$ su
Password: (masukan password root)
debian-server:/home/pudja# whoami
root
Walau dalam keadaan user biasa, anda masih bisa menggunakan hak akses root. Caranya yaitu tinggal ketikan
perintah sudo sebelum perintah selanjutnya.
pudja@debian-server:~$ sudo vim /etc/hosts